Obat Pengencer Darah: Cara Kerja, Jenis dan Efek Samping

Obat Pengencer Darah: Cara Kerja, Jenis dan Efek Samping
Credit: Freepik.Obat pengencer darah adalah obat yang berfungsi mencegah pembentukan gumpalan atau pembekuan darah.

Bagikan :


Ketika Anda terluka dan mengeluarkan darah, darah akan menggumpal untuk menghentikan perdarahan. Namun ketika penggumpalan darah terjadi pada lokasi yang tidak diinginkan, hal ini dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Untuk mengurangi penggumpalan darah inilah diperlukan obat pengencer darah.

 

Cara Kerja Obat Pengencer Darah

Obat pengencer darah adalah obat yang berfungsi mencegah pembentukan gumpalan atau pembekuan darah. Obat ini biasanya diberikan pada orang yang memiliki penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, berisiko mengalami penggumpalan darah setelah operasi dan memiliki detak jantung abnormal.

Meski disebut sebagai obat pengencer darah, namun obat ini tidak benar-benar membuat darah menjadi encer. Obat pengencer darah dibagi menjadi dua, yaitu antikoagulan dan antiplatelet. Keduanya memiliki cara kerja berbeda, yaitu:

Antikoagulan

Antikoagulan bekerja dengan memperlambat pembekuan darah. Normalnya ketika terjadi perdarahan, tubuh akan mulai proses pembekuan darah menggunakan faktor pembekuan dengan bantuan vitamin K. Sebagai obat antikoagulan, obat ini berfungsi mencegah tubuh mengubah vitamin K menjadi faktor pembekuan.

Obat antikoagulan umumnya diberikan untuk menangani pasien stroke, serangan jantung, trombosis vena dalam (deep vein thrombosis) dan embolisme paru. Jenis obat antikoagulan di antaranya warfarin, heparin, rivaroxaban, dabigatran, apixaban, dan edoxaban.

Baca Juga: Ini Bahayanya Jika Kolesterol Anda Tinggi

 

Antiplatelet

Antiplatelet bekerja dengan mencegah platelet atau keping darah menempel satu sama lain dalam proses pembekuan darah. Obat antiplatelet memiliki efek lebih lemah dalam mengurai sumbatan, karenanya obat ini biasa diberikan sebagai langkah pencegahan risiko penyumbatan pembuluh darah.

Jenis-jenis antiplatelet di antaranya aspirin, prasugrel, clopidogrel dan ticlopidine.

Baca Juga: Stroke di Usia Muda Semakin Marak, Apa Penyebabnya?

 

Efek Samping Penggunaan Obat Pengencer Darah

Obat pengencer darah adalah obat keras yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Seperti penggunaan obat pada umumnya, obat pengencer darah juga memiliki efek samping, salah satunya adalah risiko perdarahan lebih tinggi, misalnya:

  • Menstruasi menjadi lebih deras
  • Urine atau tinja berdarah
  • Mimisan
  • Gusi berdarah
  • Perdarahan luka lebih lama
  • Memar

Selain perdarahan di atas, minum obat pengencer darah juga dapat menimbulkan efek samping seperti pusing, lemah otot, rambut rontok dan munculnya ruam di kulit. Pada beberapa orang, mengonsumsi obat pengencer darah memiliki manfaat yang lebih besar dari risikonya sehingga dokter meresepkan obat tersebut.

 

Tips Aman Mengonsumsi Obat Pengencer Darah

Mengonsumsi obat pengencer darah dapat menimbulkan efek samping serius pada tubuh. Bagi Anda yang minum obat pengencer darah, berikut ini beberapa tips aman saat mengonsumsinya:

Minum obat sesuai dengan anjuran dokter. Beberapa obat pengencer darah dianjurkan diminum dalam waktu yang sama setiap harinya untuk mendapatkan efek yang optimal.

Apabila Anda lupa mengonsumsi satu dosis, hindari meningkatkan dosis pada jadwal minum obat berikutnya. Mengonsumsi obat pengencer darah secara berlebihan dapat meningkatkan risiko perdarahan dan mengubah kadar obat dalam darah.

Hindari mencampur obat dengan obat lainnya. Obat pengencer darah tidak dianjurkan untuk diminum bersamaan dengan obat pereda nyeri karena dapat meningkatkan risiko perdarahan. Apabila Anda membutuhkan obat pereda nyeri sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Hindari cedera. Minum obat pengencer darah dapat meningkatkan risiko memar dan perdarahan. Jika Anda minum obat pengencer darah maka sebaiknya hindari cedera saat beraktivitas. Gunakan pelindung kepala, lengan dan lutut saat olahraga atau ketika melakukan kegiatan yang rentan cedera. 

 

Obat pengencer darah dapat dikonsumsi sebagai langkah pencegahan maupun penanganan stroke. Jika dokter meresepkan obat ini, konsultasikan dengan dokter mengenai aturan pemakaian, pantangan dan efek samping yang perlu Anda ketahui. 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 11:46